Rabu, 30 Juni 2010

100% Kisah Nyata

Video Realationship

Kita berharga dimata Tuhan    

Buka-bukaan-si-bajing-loncat  

Jual-anak-karena-judi                

Rasa-tertolak-berbuah-kekerasan

Keutuhan-rumah-tangga-beralaskan-kasih

Jangan-ada-lagi-kekerasan-dalam-rumah-tangga  

AyahAnak-dan-Burung-layang-layang  

Ingin-Temukan-Cinta-Sejati-

Jadilah-laki-laki-dewasa-yang-bertanggung-jawab

Sepak Bola Membawa Afrika Selatan Kepada Kristus


Sepak bola adalah olahraga favorit bagi anak-anak di Afrika Selatan. Berangkat dari hal itu, sebuah pelayanan di Afrika Selatan menggunakan olahraga untuk menjangkau jiwa-jiwa dengan kekuatan transformasi Injil.
Lebih Dari Sekedar Permainan
Sepak bola merupakan salah satu olahraga paling populer di Afrika Selatan, sebagaimana halnya di Orange Farms, sebuah daerah dekat Johannesburg.
“Saya suka sepak bola karena suatu hari nanti saya ingin menjadi seorang pemain profesional,” ujar seorang anak laki-laki yang sedang bermain.
“Sepak bola adalah olahraga favorit saya, dan ini adalah tahun kejayaan bagi sepak bola dunia,” ujar anak lainnya.
Tapi permainan bola yang sedang mereka mainkan memiliki tujuan yang berbeda – bola yang ditendang kesana kemari oleh anak-anak itu tidak hanya berwarna hitam dan putih tapi berwarna-warni. Setiap warna memiliki arti dan anak-anak tersebut menceritakan arti dari setiap warna bola yang mereka mainkan.
“Hitam adalah untuk dosa yang telah kita lakukan, dan penting bagi kita untuk mengingat hal itu,” ujar seorang anak laki-laki menggambarkan warna-warna dari bola yang ada di tangannya. “Merah adalah darah Yesus yang telah membasuh dosa-dosa kita. Putih adalah untuk Roh Kudus dan kuning menggambarkan ciptaan baru.”
Beberapa waktu lalu bola-bola tersebut disumbangkan untuk sebuah organisasi di Orange Farms yang bernama Royal Kids, sebuah pelayanan yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai alkitabiah dalam kehidupan anak-anak melalui doa, pujian dan kepemimpinan Ilahi.
“Sebelum kami memberikan bola ini, ada sekitar 200-250 anak laki-laki. Tapi jika Anda datang sekitar pukul 4 sore, maka tempat itu akan dipenuhi oleh anak-anak,” ujar pastor Peter Sekhonyani.
Penginjilan Sepak Bola
Sebelum pertandingan dimulai, anak-anak diminta untuk menjelaskan makna dari warna-warna yang ada pada bola kepada teman-teman mereka.
“Ketika mereka memahami arti dari warna tersebut, mereka pun bebas untuk menendang bola tersebut dan itulah yang mereka lakukan,” jelas Sekhonyani.
Ketika bola-bola itu disumbangkan ke tempat ini, jumlah anak-anak yang datang ke Royal Kids bertambah dua kali lipat. Sekhonyani bersama dengan tim pelayanannya memanfaatkan pertumbuhan ini dengan menceritakan lebih banyak tentang Yesus kepada anak-anak ini.
“Sebelum datang ke Royal Kids, saya sering mencuri uang dan gula,” ujar seorang anak. “Tapi ketika saya datang ke Royal Kids, hidupku berubah menjadi lebih baik. Saya tidak lagi mencuri dan berkelahi.”
“Karena bola-bola ini 20 teman saya telah datang kepada Yesus,” ujar seorang anak lainnya.
“Penginjilan semacam ini menjadi semakin kuat di kalangan anak-anak yang memahami arti dari warna-warni pada bola dan menendangnya dengan sebuah pemahaman yang berbeda,” ujar Sekhonyani.
Pelayanan The Royal Kids dimulai dari Gereja Maranatha Revival di Orang Farms. Pelayanan ini sekarang berjalan setiap sore dan berkembang menjadi 18 Royal Kids centers di tiap wilayah – semuanya melakukan hal yang sama, semuanya mengalami pertumbuhan yang sama.
“Pendaftaran yang kami terima setiap Senin menunjukkan bahwa di 18 pusat pelayanan ini, kami memiliki lebih dari 5.300 anak-anak,” ujar Sekhonyani. “Pertumbuhan ini kami dapatkan setelah bola-bola itu kami terima.”
“Anak-anak itu datang ke gereja, mendengarkan Injil, dan melangkah maju ke depan ketika ada altar call – hal itu telah memberikan dorongan dan kepercayaan diri yang besar kepada kami,” ujarnya menambahkan.
Bahkan sebelum para pelatih tiba di sore hari, anak-anak yang sudah hadir berinisiatif untk memulai pertemuan, memimpin dalam doa, bernyanyi dan bersaksi akan kebaikan Tuhan dalam hidup mereka.
“Setelah dua atau tiga minggu, kami melihat orangtua juga datang karena anak-anak ini menginjili keluarga mereka sendiri,” ujar Sekhonyani. “Kami diajar bagaimana berdoa. Kami diajarkan bagaimana dosa-dosa kami telah diampuni. Kami diajarkan bagaimana menjalani hidup yang bersih dan menghormati orangtua. Para orangtua sangat tertarik ketika mereka mendengarkan hal ini. Kami tidak hanya melihat anak-anak datang ke gereja, tapi orangtua juga mulai datang ke gereja.”
Garam dan Terang
Melalui Royal Kids, anak-anak ini telah memilih untuk hidup secara berbeda di antara teman-teman yang ada di sekitar mereka.
“Dalam dua bulan terakhir terjadi kerusuhan di Orange Farms dan tidak satupun dari anak-anak ini yang berada di 18 pusat wilayah mengambil bagian dalam kerusuhan itu dan anak-anak ini berkata kepada diri mereka sendiri, “Kami lebih cerdas.” Mereka memahami bahwa ini adalah Injil Perdamaian, sebuah Injil Kasih, Injil yang menghormati satu sama lain,” ujar Sekhonyani melanjutkan. “Inilah yang kami lihat memancar dari kehidupan anak-anak ini.”
Dengan minat baru dalam sepakbola – berkat Piala Dunia dan sumbangan bola – Sekhonyani berniat untuk menggunakan daya tarik ini demi suatu tujuan yang lebih besar – untuk melihat generasi baru dari anak-anak muda diubahkan oleh pesan akan Yesus Kristus.

“Hal ini memberikan platform kepada setiap pemgkhotbah untuk memberitahu anak-anak ini apa yang mereka inginkan di dalam hidup,” ujarnya. “Bagaimana mereka dapat mencpai tujuan dalam hidup. Pribadi seperti apakah yang dapat membimbing mereka untuk melaluinya di dalam kehidupan... Apa yang Tuhan sampaikan kepadaku enam bulan yang lalu apa yang dibutuhkan generasi ini untuk mengubah sebuah bangsa. Itulah yang sedang kita lakukan saat ini di Royal Kids. Dengan kecepatan penuh kami sedang mengejar untuk memiliki anak-anak kerajaan di setiap propinsi dimana mereka dapat datang bersama-sama, mempelajari hal yang sama. Lebih dari sekedar event Piala Dunia, melalui sepak bola pada akhirnya kami akan melihat bagaimana sebuah generasi mengubah bangsa.”

www.jawaban.com

Kamis, 24 Juni 2010

Perubahan Rencana



Nats : Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya (Amsal 16:9)
Bacaan : Amsal 16:1-9

Saat itu adalah malam Natal, di Oberndorf, Austria, tahun 1818. Pendeta Joseph Mohr telah menulis sebuah lagu untuk kebaktian malam Natal dan Franz Gruber, sang organis, telah siap mengiringinya. Akan tetapi organ di gereja desa itu rusak. Oleh karena itu Gruber mengambil gitar dan mengiringi Mohr membawakan lagu "Silent Night" (Malam Kudus) untuk pertama kalinya. 

Kisah tersebut tidak berakhir di situ. Seorang lelaki datang untuk memperbaiki organ. Setelah selesai, Gruber mencobanya dengan memainkan lagu baru itu. Si tukang reparasi sangat menyukai lagu tersebut dan membawa pulang salinannya ke desanya sendiri. Kemudian, empat anak perempuan dari seorang pembuat sarung tangan di desa tersebut mempelajari lagu itu dan menyanyikannya dalam konser-konser di seluruh daerah. Karena organ rusak itu, lagu Natal baru tersebut memberkati semua orang di Austria--bahkan akhirnya di seluruh dunia. 

Bagaimana seharusnya tanggapan kita saat segala sesuatunya gagal atau rencana kita ternyata berubah. Kita sering merasa resah dan kuatir karena tidak mampu mengendalikan segala hal seperti yang kita inginkan. Itulah saatnya bagi kita untuk mundur sejenak, mempercayai Allah, dan melihat bagaimana Dia akan memakai keadaan itu untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Perubahan dalam hidup kita mungkin tidak mempersembahkan sesuatu yang luar biasa seperti halnya lagu "Malam Kudus". Namun karena Allah berkuasa, kita dapat meyakini bahwa segalanya akan baik-baik saja dan bersinar cemerlang seperti bintang di malam yang kudus itu --JDB

Rabu, 23 Juni 2010

ORANG PERTAMA YANG ANDA PIMPIN ADALAH DIRI SENDIRI


Kemenangan yang pertama dan yang terbaik adalah menaklukkan diri sendiri.
- Plato Ahli Filsafat
Seseorang yang tidak jelas karakternya takkan pernah dapat dikatakan menjadi kepunyaan diri sendiri … ia adalah kepunyaan apa pun yang menguasainya.
- John Foster, Penulis


RAJA BUKIT
Jalan menuju puncak itu berat. Tidak banyak orang yang akan pernah mencapai tempat di mana mereka dianggap sebagai salah satu yang terbaik di bidangnya. Dan bahkan lebih sedikit lagi yang dianggap sebagai yang terbaik. Namun itulah yang telah dicapai oleh Jerry Rice. Ia disebut orang terbaik di bidang rugby. Dan ia punya rekor untuk membuktikannya.
Orang yang mengenalnya mengatakan bahwa ia memiliki bakat alam. Secara fisik, karunia yang diberikan Allah kepadanya sungguh luar biasa. Ia memiliki segalanya yang dicari oleh seorang pemimpin dalam diri pemainnya. Pelatih yang termasuk Hall of Fame (penghargaan atas prestasinya), Bill Walsh, mengatakan, “Saya rasa tak ada yang dapat menandinginya secara fisik”. Namun bukan itu saja yang membuatnya hebat. Kunci suksesnya yang sesungguhnya adalah disiplin diri. Tidak seperti pemain rugby yang mana pun, ia berlatih setiap hari.
Kisah kemampuan Rice untuk mendorong dirinya sendiri tercermin dari pengalamannya menaklukkan bukit. Yang pertama ketika ia masih sekolah menengah. Diakhir setiap latihan, Pelatih B.L. Morr High School, yaitu Charles Davis, suka menyuruh para pemainnya lari turun naik bukit sejauh empat puluh yard sebanyak dua puluh kali. Pada suatu hari yang sangat panas, Rice ingin menyerah setelah sebelas kali. Sementara ia menyelinap menuju ruang ganti pakaian, ia sadar akan perbuatannya. “Jangan menyerah”, katanya kepada diri sendiri. “Karena begitu kamu menyerah, kamu akan merasa OK-OK saja.”
Ia pun kembali dan menyelesaikan larinya, dan tidak pernah menyerah semenjak itu.
Sebagai pemain profesional, ia terkenal atas kemampuannya untuk lari mendaki bukit lainnya. Yang satu ini adalah trek kemampuannya untuk lari mendaki bukit lainnya. Yang satu ini adalah trek sejauh 2,5 mil di San Carlos, California, yang menjadi bagian teratur dari latihannya. Para pemain top lainnya berusaha mengimbanginya, namun mereka semua kalah stamina. Namun itu hanyalah sebagian dari latihan rutin Rice. Bahkan bukan dalam musim bertanding pun, sementara pemain lainnya memancing atau bersantai, Rice tetap latihan, mulai dari pukul 7 pagi hingga siang. Seseorang pernah bergurau, “Kondisinya begitu baik sehingga ia membuat Jamie Lee Curtis tampak seperti James Earl Jones.”
“Yang tidak dipahami banyak orang tentang Jerry adalah bahwa baginya, rugby itu dua belas bulan penuh”, kata seorang pemain NFL lainnya. “Ia punya bakat alam, tapi ia tetap latihan. Itulah yang membedakan antara yang baik dengan yang hebat.”
Baru-baru ini Rice mendaki bukit lainnya dalam karirnya: ia kembali setelah kecelakaan parah. Sebelumnya, ia tidak pernah melewatkan pertandingan dalam sembilan belas musim bertanding, bukti dari ketika kerjanya yang penuh disiplin serta keuletan yang mutlak. Ketika lututnya terluka pada tanggal 31 Agustus 1997, orang pikir ia takkan main lagi musim itu. Toh, hanya ada satu pemain yang pernah mengalami kecelakaan yang sama dan main lagi di musim yang sama – yaitu Rod Woodson. Lututnya pulih dalam waktu empat setengah bulan. Rice pulih dalam waktu tiga setengah bulan – lewat daya tahan, tekad, serta disiplin diri yang luar biasa. Orang tidak pernah melihat yang sepertinya, dan mungkin takkan pernah lagi melihat yang sepertinya. Dan Rice terus membangun rekornya dan reputasinya sambil membantu timnya menang.

MENGUNGKAPKANNYA
Jerry Rice adalah teladan sempurna dalam hal kuasa disiplin diri. Tak seorang pun dapat mencapai dan mempertahankan sukses tanpa disiplin diri. Dan seberapa berbakat pun seorang pemimpin, karunia-karunianya takkan pernah mencapai potensi maksimalnya tanpa disiplin diri. Disipllin diri memposisikan seorang pemimpin untuk mencapai tingkat tertinggi dan merupakan kunci bagi kepemimpinan yang langgeng.
Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang disiplin diri tinggi, ikutilah rencana tindakan berikut ini:
1. Kembangkanlah dan Tindak-lanjutilah Prioritas Anda
Siapa pun yang mengerjakan apa yang harus dikerjakannya hanya jika ia bersemangat atau jika terasa nyaman, takkan sukses. Orang pun takkan menghormati dan mengikutinya. Seseorang pernah berkata, “Untuk melaksanakan tugas-tugas penting: perencanaan, dan waktu yang cukup”. Sebagai pemimpin, waktu Anda sudah tinggal membuat rencana. Jika anda dapat menentukan yang benar-benar menjadi prioritas dan membebaskan diri dari yang lainnya, akan jauh lebih mudah untuk menindaklanjuti hal yang pernting. Dan itulah inti dari disiplin diri.
2. Jadikanlah Gaya Hidup Berdisiplin Sasaran Anda
Dengan mempelajari orang yang sangat disiplin tinggi, seperti Jerry Rice, seharusnya membuat Anda sadar bahwa agar sukses, disiplin diri tak dapat dijadikan sesaat. Disiplin diri harus menjadi gaya hidup.
Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah mengembangkan sistem serta rutinitas, terutama di berbagai bidang yang penting bagi pertumbuhan serta sukses jangka panjang. Umpamanya, karena saya terus membaca dan mengarsip bahan-bahan untuk digunakan nanti. Dan karena serangan jantung yang saya alami pada bulang Desember 1998, saya pun berolahraga setiap pagi. Ini bukanlah sesuatu yang akan saya lakukan semusim saja. Saya akan melakukannya seumur hidup saya.
3. Tantanglah Alasan-alasan Anda.
Untuk mengembangkan gaya hidup berdisiplin, salah satu tugas pertama Anda adalah menantang dan menghapuskan kecenderungan untuk cari-cari alasan. Seperti yang dikatakan oleh penulis klasik Perancis, Francois La Rochefoucauld, “Hampir semua kesalahan kita lebih dapat dimaklumi ketimbang metode-metode yang kita cari-cari untuk menyembunyikannya”. Jika Anda punya beberapa alasan mengapa Anda tidak dapat berdisiplin diri, sadarlah bahwa semuanya itu hanyalah alasan – yang semuanya perlu ditantang jika Anda ingin meningkat sebagai pemimpin.
4. Tundalah Imbalannya Hingga Tugasnya Selesai
Penulis Mike Delaney dengan bijaksana mengatakan, “Bisnis atau industri apa pun yang membayar upah sama kepada karyawan yang berprestasi baik ataupun tidak, cepat atau lambat akan memiliki lebih banyak karyawan yang berprestasi tidak baik.” jika Anda kurang disiplin diri, Anda mungkin memiliki kebiasaan memakan hidangan pencuci mulut sebelum memakan sayur-mayurnya.
Ada sebuah cerita yang mengilustrasikan kuasa menunda imbalan. Sepasang suami istri yang sudah tua telah berada di perkemahan selama dua hari ketika sebuah keluarga tiba di lokasi di sebelah mereka. Begitu mobil sport mereka berhenti, pasangan suami istri serta tiga anaknya pun ke luar. Yang satu segera menurunkan kotak minuman, sementara dua yang lain segera mendirikan tenda. Kemah mereka pun siap dalam waktu lima belas menit.
Pasangan suami istri yang sudah tua itu takjub. “Kalian benar-benar hebat dalam bekerjasama,” kata bapak tua kepada bapak muda itu dengan kagum.
“Cuma perlu sistem kok,” kata sang bapak muda. “Tak seorang pun boleh ke belakang sebelum kemahnya siap.”
5. Tetaplah Fokus pada Hasil-hasilnya
Setiap kali Anda berkonsentrasi pada kesulitan pekerjaan Anda ketimbang hasil-hasil atau imbalannya nanti, rasanya Anda akan berkecil hati. Jika Anda terpuruk terlalu lama, Anda akan mengasihani diri sendiri ketimbang berdisiplin diri. Lain kali Anda menghadapi tugas yang harus diselesaikan dan Anda mempertimbangkan untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan ketimbang membayar harganya, ubahlah fokus Anda. Hitunglah keuntungan dengan melakukan hal yang benar, lalu laksanakan tugas Anda.

MERENUNGKANNYA
PENULIS h. Jackson Brown Jr. pernah menyindir, “Talenta tanpa disiplin adalah seperti seekor gurita main sepatu roda. Memang banyak gerakannya, tapi Anda pernah tahu apakah jalannya maju, mundur, atau ke samping”. Jika Anda tahu Anda punya talenta, dan Anda melihat banyak gerakan – namun sedikit hasil konkrit – Anda mungkin kurang disiplin diri.
Periksalah jadwal minggu lalu Anda. Seberapa banyakkah waktu yang Anda curahkan untuk kegiatan-kegiatan teratur yang berdisiplin? Apakah Anda melakukan apa pun untuk menumbuhkan diri secara professional? Apakah Anda melakukan kegiatan yang baik untuk kesehatan? Apakah Anda tabung atau investasikan sebagian pendapatan Anda? Jika selama ini Anda masih menunda-nunda hal-hal tersebut, dengan alasan akan melakukannya nanti, mungkin Anda perlu memperbaiki disiplin diri Anda.

MENERAPKANNYA
Untuk meningkatkan disiplin diri, lakukanlah yang berikut:
• Pilah-pilahlah prioritas. Renungkanlah dua tiga bidang dalam hidup Anda yang paling penting bagi Anda. Tuliskanlah blidang-bidang itu, beserta disiplin yang harus Anda kembangkan untuk terus bertumbuh dan mejadi lebih baik di bidang-bidang itu. Kembangkalah rencana untuk menjadikan disiplin tersebut bagian harian atau mingguan dari hidup Anda.
• Sebutkanlah alasan-alasannya. Luangkanlah waktu untuk menuliskan keuntungan-keuntungan dari menerapkan disiplin yang baru saja Anda tuliskan di atas. Lalu tempelkanlah di suatu tempat yang setiap hari Anda lihat. Di hari-hari ketika Anda malas, bacalah kembali daftar ini.
• Buanglah segala macam alasan. Tuliskanlah setiap alasan mengapa Anda mungkin tak dapat menindaklanjuti disiplin tersebut. Bacalah. Anda harus mengakkui bahwa itu hanyalah alasan yang dicari-cari. Sekalipun ada alasan yan tampaknya sah, carilah solusi untuk mengatasinya. Jangan cari-cari alasan untuk menyerah. Ingatlah, hanya dengan berdisiplinlah Anda mendapatkan kuasa untuk meraih impian-impian Anda.

MELATIHNYA SETIAP HARI
Sebuah tempat penyemaian benih tanaman di Canada memasang tanda berikut ini di dindingnya: “Waktu terbaik untuk menanam pohon adalah dua puluh lima tahun yang lalu … waktu terbaik kedua adalah hari ini”. Tanamkanlah pohon disiplin diri dalam hidup Anda hari ini.

Senin, 21 Juni 2010

Papa dan sharon















Mama dan Sharon





















Kong Surabaya dan Sharon








Naik odong2